Upaya Penanganan Stunting dengan Budidaya Nila dan Aquaponik di Garut

Program ini diresmikan secara langsung oleh Bupati Garut Syakur Amin

Berita266 Views

Banyuresmi – Bupati Garut Syakur Amin meresmikan tempat budidaya nila dan aquaponik di Banyuresmi. Tempat ini memproduksi bahan makanan untuk masyarakat miskin dan balita stunting.

Peresmian program Peningkatan Akses Makanan Bergizi Untuk Masyarakat Miskin-Stunting melalui Budidaya Nila dan Aquaponik ini berlangsung di Desa Karyasari, Kecamatan Banyuresmi, Kamis, 15 Mei 2025.

Tempat ini merupakan kawasan pertanian dan peternakan terpadu yang berada di dalam ruangan terbuka. Dikelola oleh Rumah Amal Salman.

Di dalamnya, memuat beragam komoditas sayuran mulai dari seladah hingga cabai. Kemudian komoditas peternakan, seperti ikan nila.

Rumah budidaya ini, bisa tercipta atas dasar kolaborasi yang dilakukan Institut Teknologi Bandung (ITB), Pemkab Garut serta Pemprov Jawa Barat dan dikelola oleh Rumah Amal Salman.

“Ini adalah bentuk dukungan bersama banyak pihak yang terlibat dalam kegiatan ini,” kata Plh Rektor ITB, Irwan Meilano.

Bupati Garut Syakur Amin mengatakan, penerapan teknologi Aquaponik dalam program ini perlu diacungi jempol. Ini juga bisa terus dikembangkan dan diduplikasi.

“Kita lihat seperti apa kondisinya. Ini salah satu alternatif yang bisa dikembangkan di desa,” kata Syakur.

Program penerapan sistem recirculating aquaculture system (RAS) dan bioflok yang terintegrasi dengan pertanian Aquaponik itu, kata Syakur, menarik dan bisa diduplikasi.

“Sangat menarik. Ini merupakan aquaculture system yang bisa digunakan di beberapa tempat lain,” katanya.

Ketum Rumah Amal Salman Mipi Ananta Kusuma mengatakan, kegiatan penerapan teknologi budi saya nila dengan aquaponik ini merupakan program nasional yang melibatkan perguruan tinggi dan pemerintah, untuk meningkatkan akses makanan bergizi bagi masyarakat miskin dan stunting.

“Program rintisan ini bila berjalan sesuai rencana diharapkan dapat menjadi model dan laboratorium pendistribusian dan pemberdayaan dana zakat, infak, sedekah, CSR, dan dana publik maupun privat lain,” katanya.

Program pengembangan bhdi data nila dengan sistem aquaponik ini dibangun di lahan seluas 1.200 meter persegi.

Program ini menggunakan sistem 12 kolam yang ditempatkan di dalam greenhouse, seluas 370 meter persegi dan mampu menghasilkan 2-3 ton ikan nila. ****

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *