Pelaksanaan Salat Idul Fitri menjadi berkah tersendiri bagi sejumlah pemulung di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Mereka mengumpulkan koran bekas sisa alas salat warga untuk dijual.
Pelaksanaan Salat Id digelar di banyak tempat di Garut, salah satunya di Alun-alun Tarogong, Jalan Otista. Ada ribuan masyarakat yang datang dari sekitar Tarogong untuk melaksanakan salat sunah di tempat ini.
Dalam pelaksanaan salat Rabu (5/6/2019) ini, lapangan tampak penuh. Saf salat bahkan sampai melebar ke jalan. Jalan Raya Otista yang merupakan jalur mudik ditutup beberapa jam. Selepas salat dan mendengar ceramah dari ustaz, ribuan masyarakat tadi kemudian berlalu dengan menyisakan koran bekas alas sajadah.
Koran-koran itu yang kemudian jadi incaran para pemulung. Mereka ketiban untung dari koran bekas. Koran-koran yang berserakan mereka ambil dan dikumpulkan. Setelah dikumpul, jumlahnya bisa mencapai belasan hingga puluhan karung.
Terlihat ada banyak pemulung yang memunguti koran-koran itu. Ada perempuan, namun kebanyakan pemulung lelaki. Salah satunya Asep Saepul. Bapak 41 tahun asli Garut ini sudah 5 tahun memungut koran bekas di Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha.
“Sudah lima tahun kalau lebaran pasti memunguti koran,” ujar Asep kepada detikcom di lokasi.
Lautan koran bekas alas sejadah ini jadi berkah bagi Asep dan teman-temannya. Sampah koran yang terkumpul kemudian dijual. Dia menjual koran Rp 800 per kg ke pengepul. Nominal yang dihasilkan memang tak sampai ratusan ribu rupiah. Namun, dengan puluhan karung koran yang dihasilkan Asep mengaku bisa membeli beras untuk keluarganya.
“Satu kilo koran Rp 800, setiap lebaran paling dapat Rp 20 ribu. Lumayan untuk beli beras” ujar Asep. (tro/tro)