Garut – Ida Holida Safitri, merupakan seorang warga Garut yang tidak memiliki usaha. Di bawah pendampingan BTPN Syariah, dirinya kini sukses membangun bisnis cuanki dengan omzet jutaan rupiah.
Kisah Ida ini, bermula di tahun 2014. Kala itu, Ida secara tidak sengaja bertemu dengan petugas Community Officer (CO) dari BTPN Syariah di rumahnya, Kecamatan Garut Kota, Garut.
Ida dulu curhat, ingin membangun usaha. Namun, tidak terlintas di benaknya, hendak usaha apa. Saat itu, CO menyarankan agar Ida berbisnis cuanku.
Ide itu, disambut dengan baik oleh Ida. Dia, kemudian diberi pinjaman modal oleh BTPN Syariah, sebesar Rp 1,5 juta.
Dengan percaya diri, Ida kemudian membangun usahanya. Kini, usaha Ida ini, semakin berkembang dan pembiayaan dari BTPN Syariah juga terus meningkat hingga Rp 52 juta.
Berkat ketekunannya, Ida kini bisa menghasilkan omzet hingga Rp 140 juta per bulannya. Selain itu, Ida juga berhasil menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitarnya.
Secara keseluruhan, saat ini Ida punya 11 karyawan yang membantunya dalam memproduksi cuanki. Bertumbuhnya bisnis Ida, tak lepas dari peran BTPN Syariah sebagai bankir pemberdaya.
“Saya mendapatkan manfaat dengan adanya kumpulan, karena tidak merasa berjuang sendiri. Tapi, bersama-sama saling menginspirasi satu sama lain,” kata Ida.
“Jadi, bukan hanya tahu cara mengelola keuangan agar dapat mengangsur tepat waktu, tapi juga mendapatkan pengetahuan dan pendampingan,” katanya menambahkan.
Ajang, suami Ida, mengaku bangga dengan istrinya. Melihat perkembangan selama 10 tahun berusaha, Ida terus tumbuh menjadi wanita rumah tangga yang tagnguh.
“Lebih bangganya lagi, istri saya tidak hanya mampu mengembangkan bisnis. Tapi juga dapat menginspirasi warga sekitar dan membuka lapangan kerja,” katanya.
Ajang mengaku mendukung penuh Ida bergabung dengan komunitas BTPN Syariah. Sebab, selain bisa berdampak untuk keluarga, Ida juga berdampak untuk lingkungan.
“Saya mendukung istri untuk kumpulan BTPN Syariah dan semoga suami-suami nasabah atau masyarakat inklusi lain juga dapat mendukung istrinya. Karena, saya sendiri meraksakan langsung manfaatnya,” kata Ajang.
Kumpulan merupakan wadah bagi BTPN Syariah untuk melakukan pendampingan terhadap masyarakat inklusi, dengan memberikan akses keuangan berupa layanan perbankan serta akses pengetahuan dengan berbagai program pelatihan dan pendampingan.
“Kumpulan menjadi wadah BTPN Syariah dalam memberdayakan dan mendampingi masyarakat inklusi. Yaitu ibu-ibu di Garut, sehingga mampu membangun empat perilaku unggul. Yakni berani berusaha, disiplin, kerja keras dan saling bantu,” kata Kepala Pembiayaan Area Garut BTPN Syariah, Haryanto Nugroho.
Corporate & Marketing Communication Head Ainul Yaqin menjelaskan, BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi. BTPN Syariah memberikan akses keuangan dengan menyediakan layanan perbankan yang tepat dan adaptif, juga akses pengetahuan dengan memberikan program pemberdayaan.
“Yang terpenting dalam proses bisnis BTPN Syariah, adalah membangun perilaku unggul nasabah segmen ultra mikro, yaitu BDKS. Solidaritas tersebut akan terbangun menjadi daya tahan yang baik untuk menghadapi apapun kondisi komunitas secara bersama-sama,” katanya.
Sebagai informasi, hingga semester I 2024 sendiri, BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 170 miliar kepada lebih dari 29 ribu nasabah di Kabupaten Garut, Jabar.
(Abd/Abd)