Dalam sambutannya, Bupati Garut menekankan pentingnya pelatihan kompetensi bagi pemuda, terutama dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan dan keterbatasan ekonomi. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali peserta dengan keahlian khusus untuk bekerja di Jepang.
Rudy mengungkapkan, ketika seorang siswa lulus sekolah namun kondisi ekonomi keluarga terbatas, biasanya orang tua akan bingung, sementara ketika jadi pengangguran merupakan hal tidak mengenakan bagi si anak.
Sehingga, dirinya mencetuskan ide untuk memberikan pelatihan kepada anak-anak di Kabupaten Garut, agar memiliki kompetensi dan keahlian khususnya untuk bekerja di Jepang.
“Ini adalah ide saya, ide saya pribadi, meskipun kemarin (sempat) disorot karena “ini kenapa ini kenapa”, jangan takut saya bertanggung jawab sebagai penanggung jawab umum keuangan daerah, selama kita sesuai aturan, tidak melakukan hal-hal yang mens rea(pemufakatan jahat), kita tidak usah takut,” ujar Bupati Garut.
Sebanyak 42 pemuda dan pemudi dari 42 kecamatan di Kabupaten Garut mengikuti pelatihan ini. Mereka terpilih berdasarkan keterampilan dan kondisi ekonomi yang kurang memadai. Bupati menyatakan harapannya agar program ini dapat terus berlanjut dan memberikan kesempatan bagi lebih banyak pemuda di Kabupaten Garut.
Kebanggaan Bupati juga semakin menguat, ketika salah seorang peserta pelatihan memberikan testimoni dengan bahasa Jepang yang lancar, dan mengindikasikan suksesnya program pelatihan tersebut.
“Saya ingin ini untuk seluruh Kabupaten Garut menerima harapan-harapan seperti itu, APBD kita cukup, malahan kita (ada pertanyaan) bagaimana ini untuk mengentaskan kemiskinan,” ucapnya.
Rudy berharap agar program pelatihan ini bisa terus berlanjut dengan peserta satu desa satu orang, meski sulit untuk diwujudkan karena keterbatasan keuangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, dirinya meminta kepada dinas terkait agar terus melanjutkan program pelatihan tersebut.
“Saya ingin tadinya di setiap desa itu akan menjadi bagian contoh semangat, ‘tuh nurutan si Ujang itu mah sawahna geus loba di ka Jepang-keun ku Bupati Garut’ hebat kan bu, Amin Ya Allah Ya Rabbal Alamin,” ungkap Rudy.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut, Erna Sugiarti, menjelaskan, pelatihan Bahasa dan Budaya Jepang ini diadakan untuk mempersiapkan sumber daya manusia Garut agar kompeten dalam program penempatan kerja di Jepang. Peserta telah mengikuti pelatihan intensif di Unit Pelaksana Teknis (UPT ) Balai Latihan Kerja (BLK) Garut selama 6 bulan, dari 1 Mei hingga 4 November 2023.
Erna mengungkapkan, melalui pelatihan yang secara boarding(asrama), 42 peserta telah lulus Uji Kompetensi SSW Pertanian, 21 peserta di antaranya telah lulus Japan Foundation Test for Basic Japanese (JFT) A2 Basic. Tujuh peserta telah diterima di perusahaan Jepang dan siap berangkat, sementara sisanya menunggu wawancara dengan perusahaan lain.
“Selanjutnya wawancara akan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan job order atau kebutuhan perusahaan lainnya,” tandasnya.