Kunjungan dilanjutkan ke Rumah Produksi Bersama (RPB), berlokasi di bekas Gedung Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Guntur. mereka meninjau beberapa mesin untuk pengolahan produksi kulit yang ada di RPB.
Ia berharap RPB ini bisa menjadi pusat untuk pengembangan ekosistem kulit di Kabupaten Garut, sehingga produk kulit Garut bisa terkenal di mancanegara dan brand kulit Garut bisa masuk di kelas yang tinggi.
“Saya sih optimis gitu ya, ini akan bisa terbangun, tetapi tentunya dengan kerjasama semua pihak untuk membangun (dan) untuk memanfaatkan fasilitas ini,” tutur Hanung.
Sementara Ahmad Zabadi, mengungkapkan, salah satu hal penting dengan hadirnya RPB ini adalah memperkuat ekosistem yang ada dengan koperasi yang mampu mengoperasionalkan rumah produksi bersama ini.
Oleh karena itu, kata Zabadi, diperlukan sinergitas antar berbagai pihak dengan koperasi yang memiliki kapasitas untuk dapat mengelola semua ekosistem ini, karena di RPB ini koperasi menjadi simpulnya atau penggeraknya.
“Dari Kementerian Koperasi dalam satu tahun ini, RPB ini akan kita dikelola oleh profesional, yang diharapkan nanti pasca ini para profesional ini menjadi bagian dari koperasi, katakanlah menjadi karyawan di koperasi,” tandasnya.
Melalui upaya ini, keberlanjutan akan terjamin, sehingga ekosistemnya yang sudah diarahkan, termasuk dengan kehadiran designer, offtaker, dan sebagainya dalam sebuah bingkai proses bisnis yang telah disiapkan bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.