Anggota DPRD Jabar Enjang Tedi. (Foto: Garut Update)
Banyuresmi – Anggota dewan meminta agar pemerintah menaikan insentif yang diberikan untuk guru pamong, yang ada di Garut. Pemberian insentif ini, agar pendapatan yang didapat mereka lebih layak.
Hal tersebut diungkap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat, Enjang Tedi kepada wartawan di sela-sela kegiatan Reses yang dilaksanakan di Kecamatan Banyuresmi, pada Selasa, 8 Agustus 2023.
Enjang mengatakan, saat ini guru pamong hanya dibayar Rp 950 ribu per bulannya. Hal tersebut tentu dianggap tidak cukup, dan dianggap menyulitkan para pejuang pendidikan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup.
Apalagi, saat ini pada umumnya guru pamong ini, harus mengajar di daerah pelosok yang ada di Kabupaten Garut.
“Saat ini, guru pamong hanya dibayar Rp 950 ribu per bulan,” kata Enjang.
Enjang mengatakan, guru pamong merupakan guru yang mengajar di sekolah menengah atas (SMA) terbuka yang pada umumnya, ditugaskan untuk mengajar di daerah terpencil.
Enjang mengatakan, mereka tentunya harus mendapatkan penghargaan yang layak dari pemerintah, salah satunya penghasilan yang besar.
“Kami tentunya mendorong pemerintah agar bisa menaikan gaji guru pamong. Sehingga lebih layak,” katanya.
Menurut Enjang, berdasarkan informasi yang diterimanya, di Kabupaten Garut ada sekitar 300 orang guru pamong. Menurut keterangan para guru pamong, pada tahun 2022 lalu, mereka tidak mendapatkan insentif dari pemerintah. Sebab, pada tahun tersebut pemerintah tidak menganggarkannya.
“Program SMA terbuka ini sudah ada sejak tahun 2017 dan setahu saya, programnya legal. Namun, kenapa sampai terjadi kelalaian, sehingga insentif untuk mereka sampai tidak teranggarkan,” pungkas Enjang.
(Abd/Abd)