Wabup Helmi di acara pelatihan peningkatan inovasi kuliner. (Foto: Pemkab Garut)
Tarogong Kaler – Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman berharap masyarakat pemilik usaha kecil menengah (UKM) yang bergelut di bidang kuliner bisa memiliki ciri khasnya masing-masing. Hal ini, dimaksudkan agar produk mereka bisa bersaing dengan kompetitor dan dilirik pembeli.
Hal tersebut, diungkap Helmi saat membuka acara Pelatihan Peningkatan Inovasi dan Higienitas Kuliner di Hotel Cahaya Villa, Jalan Raya Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, hari selasa lalu.
Kegiatan ini diikuti oleh 30 pelaku usaha, pengelola usaha, dan karyawan di bidang ekonomi kreatif, dengan fokus pada subsektor kuliner. Salah satu materi yang disampaikan adalah tentang ekosistem kuliner Indonesia, serta permasalahan dan tantangan dalam inovasi dan higienitas sajian kuliner.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Garut menekankan pentingnya memiliki ciri khas dalam bisnis kuliner. Ia memberikan contoh dari Sungai Musi, di mana ikan tipis menjadi daya tarik utama.
“Jadi itu khas, sehingga kita datang ke sana betul-betul pak ini ikannya langka jarang ini hanya di Sungai Musi kira-kira begitu,” ucapnya.
Wabup dr. Helmi juga menyoroti kuliner khas Garut, yaitu ikan Bagendit. Ia berharap, para pelaku usaha kuliner dapat mengembangkan inovasi untuk menciptakan ciri khas yang unik dalam kulinernya masing-masing.
“Jadi harus ada inovasi tumbuhan, mau hewan, mau ikan, itu dibikin bagaimana mempunyai kekhasan sehingga betul-betul inovasi kita dihargai dan laku dipasaran,” tambahnya.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disparbud Kabupaten Garut, Aulia Malik, menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan nilai jual kuliner Garut.
“Peserta mendapatkan pengalaman untuk melakukan inovasi dan menerapkan higienitas dalam sajian kuliner ,” ungkapnya.
Sasaran kegiatan ini, kata Aulia, yaitu meningkatkan jumlah wisatawan serta meningkatkan tingkat pendapatan secara ekonomis
Ia memaparkan, bahwa kegiatan ini diikuti oleh 30 pelaku usaha, pengelola usaha, karyawan dari usaha jasa di bidang ekonomi kreatif dari subsektor kuliner. Sementara untuk materi yang disampaikan, lanjut Aulia, salah satunya adalah tentang ekosistem kuliner Indonesia.
“Inovasi dan higienitas sajian kuliner permasalahan dan tantangannya, kemudian standar dan ketentuan higienitas sajian kuliner di Indonesia dan di dunia, kemudian kreativitas dan inovasi dalam penyajian kuliner, pemasaran kuliner dalam mengkomunikasikan inovasi dan higienitas kuliner,” tandasnya.
(Abd/Abd)