“Dan saya juga memerintahkan, barang yang sudah dikirim, ataupun dikonsumsi diganti aja. Dan Pak Kadis Sosial sudah mengatakan sudah diganti dan sudah menuju lokasi tempat bencana,” ucapnya.
Barnas berharap insiden serupa tidak terulang dan meminta laporan terlebih dahulu pengiriman bantuan agar dapat dipertanggungjawabkan.
Barnas menyatakan sesegera mungkin pihaknya melalui Dinas Sosial Kabupaten Garut mengecek masa kadaluarsa dari barang bantuan yang akan diberikan kepada masyarakat penyintas bencana.
“Jangan sampai nanti sampai ke lapangan tidak bisa digunakan atau bahkan menimbulkan penyakit bagi warga masyarakat yang tertimpa musibah,” ucapnya.
Di sisi lain, Pj Bupati Garut, mengingatkan agar penyusunan barang bantuan untuk warga bisa lebih tertib lagi, terlebih Kabupaten Garut merupakan kabupaten rawan bencana sehingga dibutuhkan kesiapan pelayanan 24 jam.
“Karena bencana itu tidak bisa ditentukan, maka dirapikan, sehingga apabila perlu tenda, tenda sudah siap berangkat, jadi jangan dirapikan dulu baru berangkat jadi saya tidak ingin ada hal-hal yang lambat gitu dengan pemberian bantuan,” katanya.
Ia juga meminta kolaborasi dibangun dari berbagai sektor, termasuk kesehatan dan ketahanan pangan, untuk memastikan pelayanan optimal kepada masyarakat, khususnya terkait kebencanaan.
Ia berharap, 7 lumbung sosial yang ada di Kabupaten Garut dapat terus berfungsi dalam membantu percepatan penanganan bencana di Kabupaten Garut.
“Sekali lagi ini sinergitas, jadi bukan hanya dinas sosial saja, bukan hanya BPBD saja tapi semua termasuk unsur masyarakat nanti kita bekerja sama dengan berbagai komunitas termasuk Baznas, dan lain sebagainya untuk juga turut membantu terhadap korban-korban yang ada,” tandasnya.