Ratusan Hektare Sawah di Garut Alami Kekeringan

oleh -1632 Dilihat

Ratusan hektare lahan sawah mengering akibat musim kemarau panjang (foto Muhammad Nur)

GARUTUPDATE.CO.ID, GARUT – Ratusan hektare sawah di Kabupaten Garut mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang sudah berjalan sejak tiga bulan terakhir. Salah satunya terjadi di Kecamatan Cibatu yang lebih dari 200 hektare sawah mengalami kekeringan.

Menurut Camat Cibatu Sadirman Tanjung mengatakan ratusan hektare sawah yang mengalami kekeringan karena tidak adanya sumber air untuk mengairi sawah warga.

“Jadi kalau di Cibatu itu mengandalkan air hujan, karena sebagian lahan sawah ada di pebukitan,” ucapnya, Senin (5/8/2019).

Sadirman mengatakan pihaknya sudah meminta kepada pihak pemda agar air dari Bendungan Copong bisa digilir ke daerah Cibatu. Hanya saja katanya debit air di Bendungan Copong juga tidak begitu besar.

“Bendungan Copong juga kondisinya sama, debit airnya tidak begitu banyak,” katanya.

Tidak hanya di Cibatu, sejumlah petani di Desa Cibiuk Kaler, Kecamatan Cibiuk, juga mengeluhkan hal yang sama dimusim kemarau yang menyebabkan lahan pertanian garapannya kering tidak bisa digunakan bertani sejak tiga bulan terakhir.

“Ada 150 hektare sawah dilanda kekeringan akibat kemarau,” kata Kepala Desa Cibiuk Kaler Enggis Erawan.

Ia menuturkan, sebagian besar masyarakat Desa Cibiuk Kaler profesinya sebagai petani dengan garapannya lahan pesawahan.

Namun dampak kemarau yang berlangsung lama, kata dia, lahan pertanian garapan petani di Desa Cibiuk Kaler sudah keras mengering tidak bisa bercocok tanam karena tidak ada pasokan air.

“Lahan pertanian di desa kami ini mengandalkan air hujan, sementara aliran air dari Bendungan Copong belum ada,” katanya.

Ia mengungkapkan, hasil laporan sementara lahan pertanian yang dilanda kekeringan seluas 150 hektare, dari luas lahan di Desa Cibiuk Kaler sekitar 200 hektare.

Sebagian kecil lahan pertanian, kata dia, masih bisa dimanfaatkan untuk bertani karena dekat dengan sumber air dari aliran Sungai Cimanuk.

“Akibat kemarau ini masyarakat petani sangat rugi, seharusnya sekarang ini panen tapi karena kekeringan jadi rugi,” katanya.

Kondisi lahan pesawahan di desa tersebut sudah belah, bahkan banyak tanaman padi yang mengering, bahkan yang sudah memasuki usia panen tidak tumbuh banyak bulir padi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.