Siswa TK dan PAUD melukis elang di kawasan Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK), Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Kamis (29/8). (foto ist)
GARUTUPDATE.CO.ID, GARUT – Lebih dari 1.000 siswa-siswi Taman Kanak-kanak (TK) di Kabupaten Garut mengikuti kegiatan 1.000 Anak Mewarnai Sang Garuda yang dilakukan di Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK), Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Kamis (29/8).
Kegiatan yang dilaksanakan di alam bebas itu mendapat antusias yang tinggi dari para siswa TK dan para guru mereka. Orang tua mereka pun banyak yang ikut mendampingi, hingga sempat membuat kewalahan panitia acara yang bertugas.
Dilansir dari republika.co.id, Baru sekitar pukul 09.00 WIB perlombaan mewarnai Sang Garuda dimulai. Sekitar 1.500 anak yang hadir mewarnai pun langsung mewarnai lembaran kertas yang telah tercetak pola burung elang jawa hinggap di sebuah dahan pohon, berlatar belakang gunung yang tinggi menjulang.
Bermodalkan krayon dan meja lipat, mereka mulai serius mengisi warna objek-objek di gambar tersebut. Panas terik matahari yang mulai keluar tak menyurutkan semangat mereka untuk berkreasi.
Berbagai warna digunakan. Ada yang mewarnai burung elang dengan warna merah, hijau, kuning, dan sebagainya. Semua itu dilakukan sesuai imajinasi anak, tanpa instruksi dari guru ataupun orang tua.
Manajer PKEK, Zaini Rakhman mengatakan, kegiatan 1.000 Anak Mewarnai Sang Garuda ditujukan sebagai pendidikan lingkungan bagi anak-anak, selain juga memeringati Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia. Dengan kegiatan itu, PKEK ingin memperkenlkan alam dan lingkungan, khususnya keberadaan elang dan habitatnya, ke anak usia dini.
Menurut dia, PKEK sengaja melibatkan anak TK dalam kegiatan itu. Pasalnya, anak yang masih belia akan lebih mudah ditanamkan nilai-nilai untuk menjaga lingkungan sejak dini.
“Kita ingin membangun imajinasi mereka. Harapannya mereka bisa melihat alam, juga memperkenalkan garuda itu seperti apa,” kata dia, Kamis (29/8).
Menurut dia, selama ini anak-anak hanya mengenal burung garuda sebagai lambang yang terpajang di dalam kelas. Namun, banyak dari mereka yang belum pernah melihat wujudnya secara langsung.
Padahal, sesuai Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional, lambang negara burung garuda bukanlah hewan mitos. Sang garuda tak lain merupakan burung elang jawa (Nisaetus bartelsi), yang merupakan satwa endemik di Pulau Jawa. Ironosnya, saat ini burung elang jawa berstatus terancam punah.
Karena itu, lanjut dia, dalam pola yang disediakan dalam kertas untuk diwarnai anak-anak merupakan bentuk elang jawa, alih-alih burung garuda tegap yang sering terpajang di dalam kelas. Selain itu, anak-anak itu juga diajak berkeliling ke kandang display edukasi elang untuk melihat langsung bentuk nyata burung garuda yang berada di PKEK.
“Kita harus kenalkan itu ke anak-anak, bahwa keberadaan elang jawa menjadi simbol persatuan Indonesia. Kita punya spesiesnya, tapi statusnya terancam punah,” kata dia.
Ia berhadap, dengan adanya kegiatan itu dapat tertanam nilai konservasi dalam diri anak-anak. Dengan begitu, secara oromatis anak-anak itu akan menjaga kelestarian burung elang yang ada di Indonesia.
Ketua Panitia 1.000 Anak Mewarnai Sang Garuda, Ary Maulana Karang mengatakan, kegiatan mewarnai garuda ini merupakan yang kedua kali dilaksanakan PKEK. Namun, kegiatan mewarnai itu baru kali pertama dilakukan di pusat konservasi. Alhasil, anak-anak dapat langsung menikmati kegiatan itu di alam bebas sekaligus langsung melihat burung garuda.
“Jadi anak tahu apa itu konservasi, bisa lihat langsung juga. Jadi mengajarkan mereka menjaga lingkungan,” kata dia.
Ia menyebut, keseluruhan peserta yang ikut dalam kegiatan itu ada 1.500 orang. Namun, melihat kondisi di lapangan, ia meyakini peserta yang hadir mencapai lebih dari 1.600 siswa TK dari Kecamatan Garut Kota, Samarang, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, dan Pasirwangi.
Ia mengatakan, tujuan dari kegiatan itu adalah memberikan edukasi dan mengenalkan lingkungan sejak dini kepada anak. “Terutama tentang keberadaan elang sebagai burung lambang negara yang dilindungi,” kata dia.
Salah satu peserta kegiatan itu, Tama (6 tahun) mengaku senang bisa ikut lomba mewarnai burung garuda. Apalagi, proses itu langsung dilakukan di alam bebas.
“Jadi senang, banyak yang ikutan. Senang juga liat burung elang, bareng-bareng sekalian jalan-jalan,” kata siswa TK itu.
Tak hanya Tama tang merasa senang. Salah satu peserta lainnya, Zulfan juga nampak antusias mengikuti kegiatan itu, mulai dari mewarnai hingga jalan-jalan melihat elang. Pasalnya, di tempat itu ia juga bisa berkenalan dengan teman baru.
“Tadi aku gambar elangnya warna merah,” kata dia yang tak tahu berapa usianya itu.
Ismat Azizah (29), salah satu guru pembimbing anak-anak itu mengatakan, anak bimbingannta sangat antusias dalam mengikuti lomba. Apalagi, lomba itu dilakukan langsung di alam bebas.
Menurut dia, kegiatan di luar kelas itu sangat dapat menumbuhkan kecintaan anak pada alam. “Apalagi di sini juga kita lihat langsung elangnya. Semua antusias, semua senang,” kata dia.
Salah seorang guru pembimbing lainnya, Fauziah (43) mengatakan, dengan kegiata di alam bebas imajinasi anak dapat semakin berkembang. Pengaruhnya, otak anak akan lebih berkembang daripada hanya berkegiatan di dalam kelas.
“Itu sangat berpengarug bagi tumbuh kembang anak,” kata dia.
Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Garut, Diah Kurniasari Gunawan mengatakan, dalam kegiatan ini, anak-anak dapat mewarnai sekaligus mengenal konservasi. Pasalnya, menurut dia, belum banyak anak yang tahu bahwa Kabupaten Garut memiliki pusat konservasi elang terbesar di Indonesia.
Ia juga mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi PKEK itu. Apalagi, anak-anak yang mengikuti itu semua terlihat senang dan semangat. “Dengan ini anak-anak bisa berkreasi dengan mewarnai dan melihat langsung elang yang ada di Kamojang,” kata istri Bupati Garut Rudy Gunawan itu.
Ia berharap, kegiatan itu dapat menjadi agenda tahunan di PKEK. Selain menghibur, acara 1.000 Anak Mewarnai Sang Garuda itu juga mengenalkan anak kepada burung elang untuk selalu dilundungi.
“Soalnya elang ini sudah hampir punah. Haris dilestarikan, apalagi di Indonesia. Sehingga elang kita tak punah dan kita masih bisa menikmati keindagannta di alam bebas,” kata dia.
Diah juga berpesan kepada anak-anak untuk selalu menjaga lingkungan. Sekaligus, ia mengingatkan agar anak-anak juga terbiasa membuang sampah pada tempatnya.
PKEK sendiri merupakan tempat konservasi elang yang terbesar di Indonesia. Setidaknya, terdapat 10 jenis elang di tempat itu, di antaranya elang jawa, elang bondol (Haliastur indus), elang ular (Spilornis cheela), dan jenis lainnya.
Hari itu, PKEK tak hanya menggelar kegiatan 1.000 Anak Mewarnai Sang Garuda. Setelah menggelar lomba, beberapa perwakilan PKEK juga melepasliarkan sepasang elang ular kembali ke habitatnya. Kawasan Kamojang sendiri memang dikenal sebagai salah satu habitat elang yang ada di Kabupaten Garut.