Syukuran Warga Banjarwangi, Usai Maling Sapi Ditangkap Polisi

oleh -1260 Dilihat

Banjarwangi – Polisi berhasil menangkap komplotan pencuri hewan ternak di kawasan Garut Selatan belum lama ini. Tertangkapnya tujuh orang komplotan maling ini, sangat disyukuri masyarakat, hingga mereka menggelar syukuran ramai-ramai.

Asep (58), kesal bukan main, mendengar kabar lima ekor kerbau miliknya, raib dicuri orang tak dikenal beberapa bulan lalu. Bagaimana tidak, Asep mengaku telah merawat kerbau-kerbau itu, sedari kecil hingga kini berperawakan bongsor.

Yang lebih menyayat hati, usai dicari, Asep menemukan dua dari lima ekor kerbau yang dicuri, telah mati dimutilasi. Sedangkan, tiga lainnya berhasil diselamatkan.

“Sakit sekali hati saya. Karena ini merupakan peliharaan yang sudah lama dengan saya,” kata Asep kepada detikJabar, Rabu (10/5/2023).

Pencurian hewan ternak, khususnya kerbau dan sapi telah merajalela di kawasan Garut Selatan. Di Kecamatan Banjarwangi, menurut informasi dari paguyuban warga setempat, ada 20 ekor hewan ternak yang dibawa kabur oleh maling, setidaknya dalam 2 tahun terakhir.

“Kalau dari yang sudah terjadi, kalau dijumlahkan, itu ada sekitar 10 sampai 20 ekor hewan ternak yang dicuri dan dimutilasi,” kata Gaos Riandi, Ketua Paguyuban Warga Banjarwangi.

Gaos mengatakan, warga Banjarwangi sangat kesal dengan aksi pencurian tersebut. Saking kesalnya, mereka yang mengaku sudah melaporkan kejadian itu ke polisi menganggap pihak berwajib tidak merespons, dan terkesan apatis.

“Ya saking jengkelnya jadi beranggapan seperti itu. Tanggapannya apatis,” ujar Gaos.

Tidak hanya kerbau dan sapi yang menjadi incaran para pelaku, yang sebelumnya misterius itu. Namun, ada juga domba milik masyarakat yang raib dibawa pencuri yang diyakini tak beraksi seorang diri ini.

“Ada banyak, termasuk domba. Hanya saja memang kebanyakan tidak melaporkannya ke polisi,” ungkap Iman Mulyaman, Kepala Desa Bojong, Banjarwangi.

Aksi dari komplotan pencuri ini, memang misterius dan sadis. Kelompok ini, diketahui mengintai hewan ternak milik warga di malam hari. Mereka kemudian membawanya ke hutan, dan memutilasi hewan untuk diambil dagingnya saja, kemudian dijual ke pasar.

Menurut Iman, setiap bulannya, ada saja laporan hewan ternak yang hilang, kemudian tak lama ditemukan tewas dalam keadaan dimutilasi. Bangkai hewan itu, ditemukan tanpa daging dan hanya tersisa kepala, kaki dan tulangnya saja.

“Karena kebetulan saya membina beberapa peternak. Ada juga anggota binaan saya yang kehilangan hewan ternaknya,” katanya.

Usai lama tak mendapat kejelasan, warga Banjarwangi khususnya, bisa bernapas lega. Satu per satu kawanan pencuri yang selama ini jadi momok menakutkan, mulai diciduk polisi.

Total, ada tujuh orang anggota komplotan spesialis maling hewan ternak, yang berhasil diamankan. Ketujuh pelaku, diamankan pada Jumat (28/4) lalu oleh tim gabungan dari Sancang Polres Garut dan Polsek Banjarwangi.

Dua di antaranya, bahkan dihadiahi timah panas oleh polisi, lantaran berupaya kabur saat dilakukan penangkapan di rumahnya sendiri. Ketujuh tersangka itu, kini sudah dijebloskan ke penjara, dan terancam dihukum 9 tahun bui.

Tertangkapnya ketujuh pelaku spesialis maling hewan ternak ini, adalah berkah yang tak ternilai bagi warga Banjarwangi. Mereka, sangat senang, karena kini bisa tertidur dengan pulas kembali.

“Sangat, sangat bersyukur dan mengapresiasi Polsek Banjarwangi dan Tim Sancang. Kalau kata warga saya, sekarang mah tidurnya bisa tibra lagi. Gak perlu mikirin takut dicuri,” ungkap Iman.

Untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya, ratusan warga menggeruduk kantor Polsek Banjarwangi. Mereka membuat tumpeng berukuran besar, kemudian menyantapnya bersama anggota Polsek.

“Ini adalah inisiatif warga. Karena memang maling hewan ini yang paling membuat warga resah. Sekarang sudah tertangkap, sehingga ada warga yang bilang harus syukuran dan makan-makan bareng polisi,” katanya.

Iman berharap agar kejadian lalu, tak terulang kembali di hari selanjutnya. Sementara Kapolsek Banjarwangi, Iptu Amirudin Latif mengatakan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, meskipun saat ini komplotan maling ternak sudah berhasil ditangkap.

“Waspada itu tetap harus. Fungsi siskamling di daerah harus dijalankan untuk menjaga keamanan. Komunikasi juga harus semakin erat, untuk langsung menindaklanjuti permasalahan yang terjadi,” ucap Amir.

(Abd/Abd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.