Warga pindhkan kuburan akibat pergeseran tanah
GARUTUPDATE.CO.ID, GARUT – puluhan kuburan yang ada di Kampung Sukasari Desa Mekarsari Kecamatan Cikajang, sejak Selasa (29/30/2019), dipindahkan secara bertahap oleh warga. Pemindahan kuburan tersebut, dilakukan setelah tanah kuburan yang ada diatas bukit kecil tersebut, mengalami retakan sepanjang ratusan meter dengan lebar lebih dari 30 centimeter dengan kedalaman mencapai lebih dari 3 meter.
Rizal (26), warga Kampung Sukasari Desa Mekarsari mengungkapkan, warga sengaja memindahkan puluhan kuburan tersebut ke tempat yang lebih aman karena khawatir tanah longsor. Karena, tanah yang mengalami retak, letaknya tidak jauh dari bibir jurang tebing setinggi lebih dari 10 meter.
“Dibawah (tebing) juga ada 6 rumah, dua kolam ikan dan sungai, takut ikut kebawa longsor makamnya, makanya dipindahkan,” katanya saat ditemui di lokasi tanah retak saat bersama warga lainnya ikut memindahkan kerangka tubuh jenazah yang telah dikuburkan, seperti dilansir dari kompas.com, Rabu (30/10/2019).
Rizal mengungkapkan, retakan tanah di sekitar tanah pemakaman tersebut, pertama kali diketahui mengalami retakan besar pada Senin (28/10/2019). Setelah lahan dibersihkan dengan membabat rumput yang ada, baru terlihat retakan sudah membesar dan memanjang hingga ratusan meter. Selasa (29/10/2019), warga pun langsung bekerjasama memindahkan kuburan ke tempat yang lebih aman.
Rizal menuturkan, sepengetahuannya, retakan kecil sudah terjadi sejak setahun lalu. Bahkan, sempat juga ada longsoran di lokasi yang tidak jauh dari lokasi tanah yang mengalami retakan. Namun, tiga hari lalu warga menemukan retakan makin melebar dan memanjang. “Jadi warga tahu saat ada anak-anak main (di lokasi tanah retak), ternyata sudah besar dan memanjang,” katanya.
Rizal mengaku, saat ini, hampir setiap hari ada saja pergerakan tanah, dari mulai retakan yang memanjang hingga kedalam retakan tanah yang bertambah. Biasanya, saat terjadi angin kencang menghembus pepohonan bambu yang ada di bibir tebing, sering terasa ada getaran tanah yang kemungkinan diikuti dengan gerakan tanah.
Abdurrohim, Ketua RW 04 Desa Mekarsari mengakui, warga memang sengaja memindahkan semua makam yang berada di atas tebing tersebut setelah tanahnya mengalami retak-retak. Bukan hanya retak, bahkan pada tembok TPT yang ada dilahan tersebut, sudah tampak amblas selain retak.
Sampai saat ini, menurut Rohim, belum ada warga, terutama yang tinggal di RT 03 yang diungsikan. Karena, memang rekatan berada lumayan jauh dari pemukiman warga. Namun, ada 8 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di enam rumah dibawah tebing, kadang diungsikan jika malam hari.
“Di Kampung Pajajar, dibawah, ada rumah yang terancam, enam rumah, delapan kepala keluarga kadang mengungsi kalau (merasa) tidak aman,” katanya.
Hingga Rabu (30/10/2019), menurut Rohim, sedikitnya sudah ada lebih dari 24 kuburan yang jenazahnya sudah dipindahkan dan dikuburkan kembali di tempat yang baru. Selain 24 makam tersebut, pihaknya masih terus melakukan pemindahan makam yang tersisa.
Rohim menuturkan, aparat pemerintah dari Kabupaten Garut memang sudah datang memeriksa tanah bergerak di kampungnya. Bahkan, tim dari geologi pun sudah turun ke kampungnya untuk memeriksa tanah yang bergerak. “Katanya sih penyebabnya bisa karena adanya lempengan yang patah atau ada sungai dibawah tanah,” jelasnya.
Teteng Abdul Faqih, aparat Desa Mekarsari Kecamatan Cikajang yang ditemui di lokasi tanah retak mengakui, ada puluhan kuburan yang dipindahkan karena tanah bergerak tersebut. Hingga saat ini, kondisi tanah pun masih dilaporkan masih ada pergerakan dan terus meluas.