Garut – Upaya mencegah radikalisme masuk sekolah dilakukan oleh berbagai pihak. Di Kabupaten Garut, jurnalis dan Pemerintah Daerah bersatu untuk melakukan hal tersebut.
Jumat, (6/12/2024) sore, sejumlah tinta kuli dari lintas organisasi dan media berkumpul. Mereka, berkolaborasi bersama Pemkab, untuk memberikan pemahaman bahaya radikalisme.
Ratusan mahasiswa hingga pelajar SMA menjadi sasarannya. Kegiatan ini, berlangsung di salah satu restoran di bilangan Jalan Raya Samarang, Tarogong Kidul, Garut.
Dalam sambutannya, Iqbal Gojali perwakilan wartawan mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya untuk memperkuat kesadaran jurnalis muda dan pelajar tentang bahaya radikalisme yang dapat merasuki media.
“Program ini diharapkan mampu membentuk generasi muda yang kritis tetapi tetap berpegang pada nilai-nilai kebangsaan,” kata Iqbal.
Ada sekitar 120 orang mahasiswa dan pelajar yang ikut serta menjadi peserta dalam kegiatan ini. Mereka mendapatkan pencerahan dari sejumlah narasumber.
Mulai dari wartawan, pemerintah daerah melalui Kesbangpol, Densus 88, perwakilan Rumah Tahanan, hingga seorang mantan narapidana kasus terorisme yang kini sudah ‘tobat’.
Eks napiter itu, berbagi kisah perjalanannya dalam meninggalkan paham radikal dan memberikan wawasan tentang ancaman ideologi ekstremisme.
Febi Pebrianto, Kabid Kewaspadaan Dini Kesbangpol menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pencegahan radikalisme.
“Radikalisme tidak hanya ancaman bagi keamanan nasional, tapi juga bagi integritas masyarakat,” katanya.
“Peran jurnalisme sangat vital dalam membangun narasi yang sehat dan memerangi propaganda radikal,” ungkap Pebri. ***